-->

Halo !!! Saya Kang Ismet, ini adalah blog tentang AMP HTML dan cara penerapannya

Kisah Para Sahabat Nabi Muhammad SAW dalam Perang Uhud

    Segala Puji dan Syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT atas kelimpahan karunianya sehingga sampai detik ini kita masih diberikan kesehatan dan umur panjang, terlebih masih bisa mengunjungi blog sederhana ini..
     Sholawat dan salam tak lupa mari kita haturkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, semoga berkat Sholawat yang senantiasa kita ucapkan di dunia ini kelak dapat menghantarkan kita untuk bertemu Beliau di Yaumul Mahsyar...Aminn Ya Rabb..
     Dalam bab ini kita akan menceritakan kisah-kisah para sahabat radhiyallahu'anhu, keteguhan dan keberanian serta pengorbanan mereka demi agama patut di jadikan contoh suri tauladan agar kita lebih semangat dalam mendalami ilmu agama ini.

1. Kisah Syahidnya Sayyidina Anas bin       Nadhar Radhiyallahu 'anhu di Perang   Uhud



     Sayyidina Anas bin Nadhar Radhiyallahu 'anhu adalah seorang sahabat yang tidak bisa ikut dalam perang badar karena suatu sebab, ia begitu menyesal dan sering mencela dirinya, "ini adalah peperangan terbesar kaum muslimin pertama kalinya dalam sejarah Islam, tapi apa yang kamu  lakukan Anas? mengapa kamu tidak bisa mengambil bagian dalam perang ini?" Ia pun berkeinginan jika ada lagi peperangan setelah ini maka ia akan ikut dan akan berkorban secara habis-habisan sebagai gantinya, ternyata keinginannya terkabul ketika terjadi perang uhud yaitu setahun setelah perang badar.

     Pada saat terjadi Perang Uhud Sayyidina Anas bin Nadhar Radhiyallahu 'anhu tampil sebagai pejuang yang gagah dan berani, pada awal-awal mula perang kaum muslimin mendapat kemenangan dalam perang, tetapi karena suatu kekhilafan, kaum muslimin pun mengalami kekalahan di akhir perang.
     Kekhilafan itu bermula ketika beberapa sahabat yang di tugaskan Baginda Nabi Muhammad SAW untuk menjaga suatu tempat yang merupakan titik lemah dari benteng pertahanan kaum muslimin, Baginda Nabi Muhammad SAW berpesan kepada para sahabat yang di percayakan untuk menjaga tempat tersebut, "sebelum ada perintah dariku, janganlah kalian meninggalkan tempat ini karena musuh dapat masuk dan menyerang dari arah sini."
     Ketika permulaan perang kaum muslimin memperoleh kemenangan sehingga kaum kafir melarikan diri dan meninggalkan barang-barang mereka, melihat hal ini, para sahabat yang di beri tugas tersebut meninggalkan tempat itu, mereka beranggapan bahwa peperangan telah usai, di tambah mereka melihat para sahabat lainnya pada sibuk menggumpulkan harta sisa-sisa perang, sebenarnya pemimpin pasukan jaga tersebut telah mengingatkan, "kalian jangan meninggalkan tempat ini, bukankah Baginda Nabi Muhammad SAW berpesan sebelum ada perintah darinya maka kita dilarang meninggalkan tempat ini," tapi salah satu dari mereka menyahut, "lihatlah disana (padang uhud), kita sudah menang dan lihatlah orang-orang kafir telah melarikan diri, bukankah itu menandakan bahwa perang telah usai," akhirnya mereka pun turun dari sana.
     Menyadari tempat itu kosong, pasukan kafir yang tengah melarikan diri segera mengumpulkan teman-teman mereka dan segera membuat serangan, ketika kaum muslimin lengah dan karena sebagian dari mereka disibukkan dengan harta rampasan maka mereka tidak menyadari bahwa mereka telah di kepung. Melihat serangan yang tiba-tiba kaum muslimin pun kocar-kacir karena merasa terdesak dan terjepit, pada saat itu sahabat Sayyidina Anas bin Nadhar Radhiyallahu 'anhu melihat Sa'ad bin Mu'adz Radhiyallahu 'anhu datang dari arah depan, "Hai Sa'ad, mau kemana kamu? Demi Allah, aku mencium harum surga dari arah uhud," setelah berkata demikian ia segera maju sambil mengacungkan pedangnya, ia bertarung dengan gagah berani dan tak kembali hingga syahid, selepas perang usai dan ketika para keluarga mencari jasad-jasad keluarga mereka maka di dapati jasad Sahabat Sayyidina Anas bin Nadhar Radhiyallahu 'anhu mengalami delapan puluh luka akibat tebasan pedang dan panah di tubunya, hanya saudarinya yang dapat mengenali jasadnya melalui ujung jari-jari tangannya dikarenakan sebagian besarnya jasadnya sudah rusak.

Faidah :
     Orang yang ikhlas dan bersungguh-sungguh dalam membela agama, maka di dunia pun Allah SWT telah menampakkan kenikmatan yaitu bau harum surga seperti yang di rasakan Sahabat Sayyidina Anas bin Nadhar Radhiyallahu 'anhu ketika menjelang ke syahidannya, sehingga apapun rintangan dan halangan yang begitu menyakitkan pun tidak ia hiraukan karena ia telah yakin bahwa ia akan segera menemui Tuhannya.